Rabu, 06 Januari 2010

10 Langkah untuk Mempersiapkan Diri Menuju Perbaikan


Sebelum mengambil langkah-langkah ke arah perbaikan diri sebaiknya perlu melakukan sedikit analisis tentang pribadi sendiri. Mendapatkan pemahaman tentang apa yang benar-benar membuat kita berdikari. Hanya dengan pemahaman diri maka kita dapat benar-benar membuat transisi yang positif dan arah yang lebih baik dalam krhidupan kita. Ada orang yang mengatakan mereka benar-benar puas dengan kehidupan mereka dan bagaimanapun keadaannya. Ini kenyataan karena kebanyakan orang merasa sulit untuk memikirkan hal-hal yang lain. Namun, ketika mereka harus menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka sering menemukan masalah nyata ditangan mereka sendirilah yang telah menghambat mereka mencapai apa yang mereka yakini akan sukses.

Berikut ada 10 pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri sendiri dan jujur dalam menjawabnya. Pertanyaan ini dapat berfungsi sebagai pengingat mengapa kita memutuskan untuk melakukan perjalanan seperti yang kita inginkan.
Jadi melalui pertanyaan-pertanyaan ini, kita harus bertanya pada diri sendiri sebelum melakukan apapun untuk memperbaiki diri:

  1. Apa yang saya inginkan? Kita mungkin memiliki banyak hal yang kita inginkan tetapi apa yangkita ingin lakukan dengan hidup kita...? Tulislah, tidak peduli apa itu atau betapa pentingnya hal itu. Lihatlah hal-hal yang baik karena hal ini dapat membantu kita menyadari apa yang sebenarnya kita ingin lakukan dengan hidup hidup kita. Menganggap keinginan kita sebagai langkah-langkah kecil menuju tujuan akhir.
  2. Haruskah saya benar-benar berubah? Luangkan waktu untuk berpikir jika kita benar-benar ingin berubah. Jika kita tidak benar-benar ingin berubah anda akan menjadi musuh sendiri menuju kesuksesan anda. Tuliskan alasan mengapa anda ingin berubah ketika keinginan perubahan akan menegaskan kembali yang anda inginkan. Ini akan sangat kuat jika anda ngelantur atau menyimpang dalam rencana perbaikan diri.
  3. Apa yang positif untuk memperbaiki diri sendiri? Identifikasi hasil positif untuk memperbaiki diri. Ini bisa sulit selama perjalanan perbaikan diri anda jika anda tidak tahu apa yang diharapkan ketika anda telah mencapai perbaikan. Hal positif ini hanya akan membantu anda rmenegaskan kembali kebutuhan dan keinginan anda untuk memperbaiki diri sendiri.
  4. Apakah saya merasa nyaman dengan apa yang saya lakukan? Bersikaplah jujur dengan diri anda sendiri. Jika anda merasa nyaman dengan apa yang anda lakukan mungkin sulit untuk berubah. Perbaikan diri tidak mudah dan akan membutuhkan dedikasi. Jatuh ke kebiasaan lama akan mudah dan komitmen anda untuk tujuan-tujuan anda akan menjadi sangat penting bagi keberhasilan anda.
  5. Apa yang telah kulakukan untuk diriku sendiri? Lihat catatan masa lalu dan ketika anda telah melakukan sesuatu untuk diri anda sendiri. Tandai tindakan-tindakan masa lalu sebagai sukses atau gagal dan kemudian tuliskan alasannya mengapa. Apakah kecenderungan keberhasilan atau kegagalan yang lebih besar? Menganalisis dan mengidentifikasi tanggapan anda jika anda saat ini beraspirasi untuk memperbaiki diri sendiri yang ditujukan untuk keberhasilan atau kegagalan.
  6. Apakah saya bahagia di mana saya hari ini? Lihat pada diri sendiri dan di mana anda berada dalam kehidupan. Apakah anda tepat berada dimana keinginan anda seperti cita-cita masa kecil? Apakah tujuan anda berubah? Jika anda bahagia bisakah anda lebih baik? Bayangkan apa yang anda bisa seperti apa yang impikan.
  7. Apakah saya bahagia secara sosial? Tinjau kembali kehidupan sosial anda dan apakah anda ingin mengubahnya? Bagaimana anda ingin mengubahnya dan percaya penuh bahwa itu akan mungkin? Ini akan membantu anda mengidentifikasi apa yang perlu anda lakukan jika anda ingin mengubah kondisi tersebut.
  8. Berapa banyak yang dapat saya miliki? Pertimbangkan apa yang dapat anda miliki dan berapa banyak yang anda inginkan. Ini bisa jadi uang, teman, sukses atau apa pun. Sekarang apakah anda siap untuk berinvestasi sendiri terhadap tujuan ini. Anda mungkin perlu mengubah jumlah yang anda inginkan.
  9. Apakah yang benar-benar memotivasi saya? Kunci untuk setiap tujuan perbaikan diri adalah motivasi. Bisa uang, kehormatan, persahabatan, cinta atau sesuatu yang lain. Pilih salah satu yang benar-benar memotivasi anda. Apa pun itu, ini akan membantu anda menetapkan tujuan perbaikan diri untuk menjamin kesuksesan anda. Menggunakannya sebagai hadiah untuk mencapai tujuan anda.
  10. Apa yang membuat saya tetap teguh? Dari sembilan pertanyaan diatas, anda harus dapat dengan mudah menggambarkan diri anda sendiri dan apa yang membuat anda siap sebagai seorang individu.
Sekarang, anda dapat menjadi apa pun yang anda inginkan dan melalui analisis diri ini anda harus telah mengidentifikasi jika anda siap dan benar-benar ingin berubah. Perbaikan diri tidak pernah mudah, tapi jika anda memahami diri sendiri itu pasti bisa lebih mudah. Pertimbangkan perbaikan diri bisa menjadi seperti mendaki gunung tetapi ketika anda sampai ke puncak anda tahu bahwa anda telah mencapai sesuatu yang berharga. Anda harus ingat bahwa perbaikan diri lebih dari sekadar mengubah diri sendiri, tetapi sesuatu yang anda inginkan.

Selamat Mencoba......

Salam dan Sukses Selalu

Jumat, 11 Desember 2009

Tips bagi Orangtua untuk Meningkatkan Motivasi Belajar pada Anak


Banyak masalah mengenai anak yang susah belajar akibat kehilangan motivasi. Banyak hal yang mempengaruhi emosi anak untuk sadar belajar dengan keinginan sendiri. Orangtua tidak boleti lepas tangan mengenai pendidikan anak-anaknya di sekolah. Jumlah murid yang banyak dalam satu kelas ditambah dengan beban mata pelajaran yang semakin banyak membuat para guru kewalahan. Inilah yang menyebabkan orangtua harus ikut memperhatikan putra putrinya di sekolah. Tips bagi orangtua untuk meningkatkan motivasi belajar anak:
  1. Orangtua harus bisa menjalin kerjasama dengan pihak sekolah untuk mengatasi kekurangan sekolah. Misalnya, membantu sekolah untuk meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler sekolahnya. Orangtua jangan hanya menuntut sekolah saja, melainkan berusaha membangun komunikasi dengan sekolah
  2. Orangtua menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi putra putrinya. Misalnya mengubah gaya belajar di sekolah dengan menata ruang tempat belajar agar lebih kondusif untuk anak-anak. Misalnya, memungkinkan anak-anak membuat PR sambil bermain.
  3. Memberi pelajaran tambahan untuk anak, baik di sekolah maupun mendatangkan guru les ke rumah. Tapi harus diperhatikan agar pemberian les atau pelajaran tambahan itu jangan sampai membebani anak.
  4. Berilah kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kemampuan gaya belajarnya. Persoalannya banyak anak-anak yang memiliki gaya belajar kinestetik yang tidak berani memperlihatkan gaya belajarnya itu. Karena takut dengan guru, mereka secara otomatis mematikan potensinya itu. Keadaan ini justru membuat kondisi belajar anak di sekolah semakin parah.


Referensi:

http://www.klipingku.com (2008). Tips meningkatkan motivasi belajaranak

Metode untuk Meningkatkan Motivasi Belajar pada Siswa

Hal-hal yang perlu perhatikan oleh guru

Sebagai komponen yang secara langsung berhubungan dengan permasalah rendahnya motivasi belajar siswa, maka guru harus mengetahui beberapa hal yang bisa dilakukannya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, diantaranya adalah :
  1. Memilih cara dan metode mengajar yang tepat termasuk memperhatikan penampilannya
  2. Menginformasilkan dengan jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
  3. Menghubungkan kegiatan belajar dengan minat siswa
  4. Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja kelompok
  5. Melakukan evaluasi dan menginformasikan hasilnya, sehingga siswa mendapat informasi yang tepat tentang keberhasilan dan kegagalan dirinya
  6. Melakukan improvisasi-improvisasi yang bertujuan untuk menciptakan rasa senang anak terhadap belajar. Misalnya kegiatan belajar diseling dengan bernyanyi bersama atau sekedar bertepuk tangan yang meriah
  7. Menanamkan nilai atau pandangan hidup yang positif tentang belajar misalnya dalam agama islam belajar dipandang sebagi sebuah kegiatan jihad yang akan mendapatkan nilai amal disisi Allah.
  8. Menceritakan keberhasilan para tokoh-tokoh dunia yang dimulai dengan mimpi-mimpi mereka dan ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu. Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam bidang apa saja seperti mimpinya para tokoh dunia tersebut.
  9. Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau pernyataan-pernyataan positif laiinya.
Hal-hal yang perlu dilakukan orang tua
  1. Mengontrol perkembangan belajar anak. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk mengontrol kegiatan anak.
  2. Mengungkap harapan-harapan yang realistis terhadap anak
  3. Menanamkan pemahaman agama yang baik khususnya yang terkait dengan motivasi
  4. Melatih anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, orang tua melakukan pembimbingan seperlunya
  5. Tanyakanlah keinginan dan cita-cita mereka. Berikan dukungan terhadap keingginan dan cita-cita mereka. Arahkan mereka untuk meraih cita-cita itu dengan benar
  6. Menggunakan hasil evaluasi yang diberikan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar selanjutnya.
Hal-hal yang dilakukan oleh orang tua dan guru secara bersama
Ketika permasalahan rendahnya motivasi sudah menjadi permasalahan yang serius yang tidak bisa diantispasi oleh guru sendiri atau oleh orang tua sendiri, maka kerja sama antara guru dan orang tua harus segera dilakukan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan di ataranya :
  1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa, cari factor penyebab yang mengakibatkan rendahnya motivasi belajar siswa, identifikasi masalahnya.
  2. Mencari solusi-solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi pada anak. Cari masalah yang bisa diatasi oleh guru, atau masalah yang bisa diatasi oleh orang tua
  3. Memberikan perlakuan yang tepat terhadap anak, mereka sedang mengalami permasalahan, maka orang tua dan guru harus mempunyai komitemen yang tinggi untuk tidak menambah beban mereka dengan menyalahkan, mencemooh anak-anak
  4. Libatkan siswa untuk memecahkan permasalahannya. Orang tua, guru dan siswa perlu duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahannya.

Referensi:
Wlodsowski R. J., dan Jaynes J. H. (2004). Hasrat untuk Belajar. Jokjakarta: Pustaka Pelajar

TEORI MOTIVASI BELAJAR

Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan belajar.

Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsic) dan dapat timbul dari luar diri siswa/motivasi ekstrinsik (Uzer Usman, 2008).
Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang timbul sebagai akibat dari dalam diri individu tanpa ada paksanan dan dorongan dari orang lain, misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan atau ingin mendapatkan keterampilan tertentu, ia akan rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain. Sebaliknya motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau belajar.

Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan guru, merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak. Fakta yang terjadi selama ini menunjukan bahwa ketika ada permasalahan tentang rendahnya motivasi belajar siswa, guru dan orang tua terkesan tidak mau peduli terhadap hal itu, guru membiarkan siswa malas belajar dan orang tua pun tidak peduli dengan kondisi belajar anak. Maka untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa orang tua dan guru perlu mengetahui penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dan factor-faktor yang mempengaruhinya.

Referensi: Budiningsih, C Asri.2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Reneka Cipta

Kamis, 10 Desember 2009

Realita Pendidikan Anak Sekolah di Zaman Moderen


Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu proses pembelajaran seperti metode mengajar guru yang tidak tepat, kurikulum, manajemen sekolah yang tidak efektif dan kurang nya motivasi siswa dalam belajar.

Realita lapangan menunjukan bahwa siswa tidak memiliki kemauan belajar yang tinggi, baik dalam mata pelajaran belajar matematika, bahasa maupun ilmu pengetahuan alam. Banyak siswa merasa “ogah-ogahan” di dalam kelas, tidak mampu memahami dengan baik pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru mereka. Hal ini menunjukan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar. Siswa masih mengganggap kegiatan belajar tidak menyenangkan dan memilih kegiatan lain di luar kontek belajar seperti menonton televisi, sms, dan bergaul dengan teman sebaya.

Rendahnya motivasi belajar sisiwa akan membuat mereka tertarik pada hal-hal yang negative.
Menurut pendapat Raymond J.W dan Judith(2004:22) mengungkapkan bahwa secara harfiah anak- anak tertarik pada belajar, pengetahuan, seni (motivasi positif) namun mereka juga bisa tertarik pada hal–hal yang negative seperti minum obat- obatan terlarang, pergaulan bebas dan lainnya (motivasi Negative). Motivasi belajar anak-anak muda tidak akan lenyap tapi ia akan berkembang dalam cara-cara yang bisa membimbing mereka untuk menjadikan diri mereka lebih baik atau juga bisa sebaliknya. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh orang tua dan guru.